0

Enceng Gondok, Gulma Terburuk di Dunia: apakah akan tetap mengganggu bagimu bila ia dapat dijadikan rupiah ??

on 4:36 AM
Eceng gondok (Eichornia crassipes (Mart.) Solm.) pertama kali diuraikan secara taksonomis oleh seorang naturalis Brazil, Karl FP Martius. Tumbuhan ini termasuk ke dalam kelas Monocotylodenae dan keluarga Pontederiaceae. Tumbuhan ini di Indonesia merupakan tumbuhan eksotik yakni didatangkan dari luar, jadi bukan tumbuhan asli (native) Indonesia. Menurut riwayat tanaman ini dibawa ke Indonesia dijaman Raffless sebagai gubernur jenderal, ditanam di kolam di kebun raya Bogor karena warna bunganya yang menarik. Kemudian tersebar ke sungai dekat Kebun Raya Bogor hingga selanjutnya berkembang biak dengan cepat di berbagai badan perairan. Yang sangat menonjol dari tanaman ini adalah perkembangbiakannya yang luar biasa cepatnya. Ia dapat berkembang biak secara vegetatif dengan stolon dan juga secara generatif dengan biji. Gangstad (1978) dalam bukunya Weed Control in River Basin Management mencatat bahwa tanaman air ini dapat berlipat dua dalam jangka waktu sepuluh hari, karena itu maka bila seratus tanaman dibiarkan di suatu perairan, dalam jangka waktu delapan bulan ia akan menutupi wilayah perairan seluas 1 km2 .

Penanggulangan tanaman ini sangat sukar sehingga terus menerus menimbulkan problema-problema yang berhubungan dengan navigasi, kontrol banjir, agrikultur, irigasi dan drainase, nilai dari tanah, konservasi satwa liar, perikanan, suplai sumber air, kesehatan lingkungan dan lainnya sehingga pantaslah apabila tanaman ini digelari sebagai “Gulma (tanaman pengganggu) terburuk didunia”.

Pada sungai yang aliran airnya tenang eceng gondok dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, tetapi pada sungai yang deras eceng gondok cenderung untuk hanyut terbawa air. Karena itu maka pembuangan sampah ke sungai-sungai yang dapat menghambat aliran air sangat mendukung tumbuhnya eceng gondok dengan baik. Pada perairan yang dangkal, terutama yang berlumpur, eceng gondok tumbuh lebih baik daripada di perairan yang dalam, hal ini erat kaitannya dengan kandungan nutrisi dalam Lumpur yang lebih banyak dan lebih mudah diserap oleh tanaman dari pada di perairan dalam.

Sebaliknya eceng gondok juga memberikan pengaruh terhadap perairan lingkungan sekitarnya, diantaranya adalah dapat menghambat lancarnya arus air, mempercepat proses pendangkalan karena ia memiliki kemampuan untuk menahan partikel-partikel yang terdapat dalam air, menyuburkan perairan dengan sampah-sampah organiknya sehinga memungkinkan tumbuhnya tanaman lain dan merupakan sarang dari berbagai vektor penyakit, seperti nyamuk. Lingkungan menjadi kurang bersih, khususnya air menjadi kotor.

Apakah ini hanya seonggok tanaman hijau yang tidak indah dan menyebalkan???















Dia mungkin memang hijau. Tapi ada kalanya ia tidak menjadi menyebalkan. Bayangkan, mengapa ia harus menjadi menyebalkan saat ia bisa memberimu kesempatan untuk menghasilkan uang??

Enceng gondok, si gulma pengganggu itu nyatanya dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam kerajinan tangan dan bahkan furnitur yang berharga jual tinggi.





Hingga kini, tak sedikit pula hasil kerajinan dari enceng gondok yang telah berhasil dipasarkan ke seluruh belahan dunia. Bahkan, ada beberapa lembaga yang khusus menyediakan pelatihan untuk membuat kerajinan dari bahan tersebut. Mereka mampu menyulap enceng gondok, dari tanaman pengganggu menjadi hasil kerajinan dengan nilai ekonomis yang tinggi.

Jadi, apakah ia masih menyebalkan? :)

------------------------------------------------------------------------------------

Untuk yang tertarik mengikuti pelatihan semacam itu, saya mencoba menginfokan sebuah lembaga pelatihan yang mungkin dapat anda hubungi:

"Kami adalah lembaga yang bergerak di bidang pelatihan/ training untuk Pemberdayaan ekonomi masyarakat, mengajak kerjasama kepada lembaga pemerintah maupun non pemerintahan ( NGO) baik lokal maupun asing dalam penyelenggaraan pelatihan berbagai jenis kerajinan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pelatihan yang kami laksanakan berupa praktik langsung sehingga setelah pelatihan, peserta dapat langsung membuat sendiri jenis kerajinan yang diikuti."

BUENING PRODUCTION
Buening Research And Development Center
Gunung Sempu RT 04, No 108, Tamantirto, Kasihan
Bantul 55183, Yogyakarta
Indonesia
(085726082669/ 62-274-381080)

|

0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 ARINI MJ All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.